Data ekonomi terbaru per 22 Mei menunjukkan kontras antara Amerika Serikat yang mulai menunjukkan pelemahan, dan Eropa serta Inggris yang mulai pulih. Hal ini berdampak langsung pada pergerakan mata uang utama seperti Dolar AS (USD), Euro (EUR), dan Pound Sterling (GBP).
AS: Sinyal Lemah dari Data Tenaga Kerja dan Manufaktur
Klaim pengangguran AS naik tipis ke 230.000, mengindikasikan potensi pelemahan pasar tenaga kerja. PMI manufaktur juga turun ke 49,9 (kontraksi), sedangkan sektor jasa mencatat ekspansi ringan di 51,0. Di sisi lain, penjualan rumah existing naik menjadi 4,15 juta unit, menandakan permintaan konsumen yang masih solid. Secara keseluruhan, data ini menekan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed dan memberikan tekanan ringan pada USD.
Eurozone: Tanda-Tanda Pemulihan Meningkat
PMI manufaktur dan jasa di Prancis dan Jerman menunjukkan perbaikan, meski sebagian masih dalam zona kontraksi. PMI jasa Eurozone naik ke 50,4—kembali ke zona ekspansi. Indeks Iklim Bisnis Ifo Jerman juga meningkat ke 87,4, mencerminkan optimisme pelaku usaha. Kombinasi data ini mendorong penguatan Euro terhadap USD dan Pound.
Inggris: Sektor Jasa Angkat Pound
PMI jasa Inggris naik ke 50,0, menandakan ekspansi, sementara sektor manufaktur masih kontraksi di 46,2 namun membaik. Hal ini memberi dukungan moderat bagi Pound, terutama dari sektor jasa yang dominan dalam perekonomian Inggris.
Dampak pada Pasar Mata Uang
- EUR/USD: Cenderung bullish, didukung pemulihan ekonomi Eurozone.
- GBP/USD: Menguat moderat berkat perbaikan sektor jasa.
- EUR/GBP: Mengarah ke penguatan Euro terhadap Pound.
Kesimpulan
Ketika ekonomi AS mulai menunjukkan sinyal perlambatan, Eurozone dan Inggris justru mulai pulih. Tren ini menggeser keseimbangan kekuatan mata uang global dan bisa memengaruhi arah kebijakan moneter ke depan.