Jakarta, Mei 2025 – Data terbaru dari S&P Global menunjukkan bahwa sektor konstruksi Inggris mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan, meskipun masih berada dalam wilayah kontraksi. Purchasing Managers’ Index (PMI) Konstruksi untuk bulan Maret tercatat di 46,4, naik dari 44,6 di bulan sebelumnya — sebuah lonjakan kecil namun tetap di bawah ambang batas ekspansi 50.
Apa Arti dari Kenaikan Ini?
Meskipun kenaikan ini menunjukkan sedikit perbaikan, para analis menilai bahwa sektor konstruksi Inggris masih menghadapi tantangan besar. Angka 46,4 tersebut masih mencerminkan kondisi kontraktif dan menunjukkan bahwa aktivitas di sektor ini belum benar-benar pulih secara struktural.
Sektor Teknik Sipil Paling Terpukul
Teknik sipil mencatat performa terburuk dengan indeks anjlok ke 38,8, menyentuh level terendah sejak Oktober 2020. Ini mengindikasikan terjadinya penurunan tajam dalam proyek infrastruktur dan pembangunan umum. Sementara itu, sektor perumahan berada di level 44,7 dan sektor komersial turun ke 47,4 — keduanya tetap mencatatkan penurunan aktivitas.
Permintaan Baru dan Tenaga Kerja Melemah
Indikator lain yang mengkhawatirkan adalah terus menurunnya arus pesanan baru, yang mencerminkan lemahnya permintaan. Tingkat pemutusan hubungan kerja juga meningkat tajam, mencatat angka tertinggi sejak Oktober 2020, yang menunjukkan bahwa perusahaan mulai melakukan efisiensi tenaga kerja secara signifikan.
Tekanan Harga dan Sentimen Bisnis Menurun
Biaya input juga mencatat inflasi tertinggi sejak Januari 2023, memberikan tekanan tambahan pada margin keuntungan perusahaan konstruksi. Hal ini diperburuk dengan menurunnya kepercayaan bisnis ke titik terendah sejak Oktober 2023, di tengah kekhawatiran terhadap suku bunga tinggi dan prospek ekonomi yang melemah.
Kesimpulan:
Meski ada secercah harapan dari kenaikan PMI, sektor konstruksi Inggris masih jauh dari zona aman. Dengan tekanan biaya, permintaan lemah, dan pemangkasan tenaga kerja, prospek jangka pendek tetap menantang.
