DETAIL

Gejolak Pasar Global: Dolar AS, Konflik Geopolitik, dan Kebijakan Moneter

Pasar keuangan global baru-baru ini menghadapi serangkaian peristiwa yang menguji ketahanan dan persepsi para investor. Serangan Israel terhadap Iran serta potensi eskalasi konflik menjadi katalis utama, namun reaksi pasar terhadap peristiwa ini tidak sepenuhnya sesuai dengan ekspektasi tradisional. Hal ini memicu perdebatan mengenai potensi perubahan mendasar dalam peran dolar AS dan aset keuangan lainnya dalam ekonomi global. Alih-alih tetap menjadi “safe haven” yang tak tergoyahkan, respons dolar yang relatif tenang terhadap ketegangan geopolitik ini memperkuat narasi bahwa dominasinya mungkin mulai bergeser. Penjualan saham dan obligasi AS menjelang akhir pekan, meskipun belum menjadi “bukti kuat”, turut memperkuat indikasi perubahan ini.


Dinamika Dolar AS dan Kebijakan Perdagangan Trump

Salah satu faktor utama yang telah lama memengaruhi pergerakan dolar AS adalah kebijakan perdagangan di bawah pemerintahan Trump. Secara historis, dolar cenderung melemah setiap kali Presiden Trump menyampaikan ancaman tarif — dan pola ini tampaknya terus berulang. Ancaman baru untuk memberlakukan tarif bilateral dan menaikkan tarif pada mobil menimbulkan kekhawatiran, terutama karena dapat mempersulit upaya AS untuk mencapai kesepakatan dagang dengan Jepang dan Eropa. Janji pemerintahan Trump untuk mencetak “90 kesepakatan dalam 90 hari” terbukti terlalu ambisius, dengan hanya satu kesepakatan nyata yang berhasil disepakati — yaitu dengan Inggris. Ini menunjukkan bahwa agenda perdagangan mereka berjalan lambat.


Fokus pada Bank Sentral Global

Pekan depan akan menjadi periode penting bagi pasar karena beberapa bank sentral utama dijadwalkan mengadakan pertemuan kebijakan moneter. Federal Reserve (The Fed), Bank of Japan (BOJ), Norges Bank, dan Bank of England (BoE) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya. Perhatian khusus tertuju pada proyeksi ekonomi terbaru dari The Fed, yang sangat ditunggu oleh pasar. Meskipun proyeksi median The Fed pada bulan Desember dan Maret lalu mengindikasikan dua kali kenaikan suku bunga, pasar berjangka Fed funds belum sepenuhnya memperhitungkannya. Investor juga akan mencari petunjuk terkait pelonggaran neraca (Quantitative Tightening/QT).

Sementara itu, bank sentral Swedia dan Swiss diperkirakan akan memangkas suku bunga. Jika Swedia memangkas suku bunga, maka tingkat kebijakannya akan turun ke 2%, yang mungkin menjadi batas bawah. Situasi di Swiss lebih menarik, di mana inflasi kini berada dalam wilayah deflasi dan muncul spekulasi bahwa suku bunga negatif bisa kembali diberlakukan. Namun, tampaknya hal tersebut belum menjadi prioritas, mengingat tidak ada tekanan besar pada nilai tukar saat ini.


Analisis Regional Pasar Keuangan

Amerika Serikat (AS)
Respons dolar yang tenang terhadap konflik Israel-Iran memunculkan pertanyaan mengenai statusnya sebagai aset safe haven. Pertemuan FOMC mendatang akan menjadi sangat penting — bukan karena ada perubahan kebijakan yang diantisipasi, tetapi karena proyeksi ekonomi dan kemungkinan petunjuk terkait pelonggaran neraca. Data sektor riil seperti penjualan mobil, penjualan ritel, dan produksi industri yang akan dirilis pekan ini diperkirakan menunjukkan pelemahan. Laporan Modal Internasional dari Departemen Keuangan juga akan diperhatikan secara ketat mengingat kekhawatiran akan pelarian modal setelah pengumuman tarif balasan. Secara teknikal, Indeks Dolar perlu menembus resistance di sekitar 98,70 untuk memicu kenaikan lebih lanjut.

Zona Euro (UEM)
Korelasi antara euro dan selisih suku bunga AS-Jerman telah melemah signifikan, mengindikasikan bahwa European Central Bank (ECB) lebih dulu memulai pelonggaran dibanding The Fed. Pasar memperkirakan akan ada jeda sebelum pemangkasan suku bunga berikutnya dilakukan ECB pada akhir tahun. Data penting yang ditunggu meliputi laporan keuangan bulanan, belanja konstruksi, dan survei ZEW Jerman. Euro sempat menguat ke atas $1,1630, tetapi melemah kembali setelah serangan Israel. Level dukungan utama berada di kisaran $1,1370.

Tiongkok (RRT)
Yuan Tiongkok menjadi salah satu mata uang paling stabil terhadap dolar AS tahun ini, dengan apresiasi sekitar 1,75%. Ini bukan kebetulan — Beijing tampaknya berhasil mempertahankan stabilitas nilai tukar. Data sektor riil untuk bulan Mei diperkirakan akan menunjukkan perlambatan, sesuai peringatan dari PMI. Meskipun ada penyesuaian tarif antara Tiongkok dan AS pada pertengahan bulan, laporan menunjukkan bahwa lalu lintas peti kemas di pelabuhan pantai barat AS kembali terhenti pada akhir Mei. PBOC terus menetapkan nilai referensi dolar lebih rendah, menandakan bahwa bank sentral tidak keberatan terhadap apresiasi yuan yang bertahap.

Jepang
BOJ masih berjuang untuk menormalkan kebijakan moneter di tengah ekonomi yang lemah dan inflasi yang tinggi. Meskipun Gubernur Ueda diperkirakan akan kembali menyatakan kesiapan menaikkan suku bunga jika ekonomi berkembang sesuai harapan, pasar swap belum sepenuhnya memperkirakan langkah tersebut. Korelasi yen dengan Indeks Dolar kini berada pada level tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Data penting termasuk pertemuan BOJ dan data inflasi bulan Mei, yang diperkirakan menunjukkan tekanan harga yang terus meningkat. Yen sempat menguat setelah serangan Israel, namun kemudian melemah karena penguatan dolar AS secara keseluruhan.

Inggris
Pound sterling menyentuh level tertinggi dalam tiga tahun pada pekan lalu, namun sebagian besar didorong oleh pelemahan dolar AS, bukan karena fundamental Inggris. Data ekonomi Inggris cenderung mengecewakan belakangan ini. Bank of England diperkirakan akan memperlambat siklus pelonggaran kebijakan. CPI bulan Mei dan pertemuan BoE menjadi fokus utama, meskipun kemungkinan perubahan kebijakan kecil. Penjualan ritel juga menjadi sorotan.

Kanada
Pergerakan dolar Kanada sangat berkorelasi dengan dolar AS. Sementara korelasi dengan harga minyak relatif rendah, korelasinya dengan harga emas justru lebih kuat. Data arus portofolio dan penjualan ritel bulan April menunjukkan perbaikan. Namun, pasar belum sepenuhnya memperkirakan kemungkinan Bank of Canada memangkas suku bunga bulan depan. Dolar Kanada menjadi salah satu dari sedikit mata uang G10 yang menguat terhadap dolar AS menjelang akhir pekan lalu.

Australia
Selama 30 sesi terakhir, pergerakan dolar Australia lebih berkorelasi dengan perubahan Indeks Dolar daripada dengan dolar Kanada. Namun, dalam jangka 60 hari, trennya justru berkebalikan. Dolar Australia juga menunjukkan korelasi kuat dengan harga emas. Laporan ketenagakerjaan bulan Mei akan menjadi sorotan pekan ini. Meskipun pasar tenaga kerja relatif stabil, peluang pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Australia masih terbuka lebar. Dolar Australia sempat turun ke level terendah dalam tujuh hari pasca serangan Israel, namun segera pulih kembali.

Pegang kendali melalui
Smart Analysis Portal

Smart Analysis Portal kami menawarkan sistem yang mudah digunakan dengan berbagai fitur dan alat yang membantu pelanggan dengan berbagai gaya trading.