Wall Street Menanjak di Tengah Meredanya Tensi Dagang AS–China dan Optimisme Musim Laba
New York — Pasar saham Amerika Serikat menguat tajam pada perdagangan Senin, memperpanjang reli akhir pekan lalu setelah meredanya ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing serta meningkatnya optimisme terhadap musim laporan laba kuartal ketiga.
Indeks S&P 500 naik 1,07%, Dow Jones Industrial Average menguat 1,12%, dan Nasdaq 100 melonjak 1,30%, masing-masing mencapai level tertinggi dalam lebih dari satu minggu. Sentimen pasar juga ditopang oleh penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS, dengan yield Treasury 10 tahun turun ke 3,98%, serta reli di bursa Eropa dan Asia yang mencapai rekor baru.
Redanya Ketegangan Dagang Picu Kembali Selera Risiko Global
Pernyataan Presiden Donald Trump bahwa hubungan dengan China “akan baik-baik saja” memicu reli di seluruh pasar global. Menteri Keuangan Bessent mengonfirmasi bahwa AS dan China akan menggelar pembicaraan di Malaysia pekan ini, sebagai persiapan pertemuan antara Trump dan Presiden Xi Jinping di sela-sela KTT APEC di Korea Selatan akhir bulan ini.
Optimisme investor semakin menguat setelah data ekonomi China melampaui ekspektasi. PDB kuartal III tumbuh 4,8% dibanding tahun lalu, lebih tinggi dari perkiraan, sementara produksi industri naik 6,5%, dan tingkat pengangguran turun ke 5,2%. Data tersebut menandakan adanya momentum pemulihan ekonomi di China yang dapat memperkuat prospek pertumbuhan global.
“Data ekonomi China memberikan napas baru bagi optimisme pasar,” ujar seorang analis Bloomberg Intelligence. “Bersamaan dengan turunnya tensi geopolitik, hal ini mengembalikan minat investor terhadap aset berisiko.”
Shutdown Pemerintah Masuki Pekan Keempat, Dampak Terbatas di Pasar
Kebuntuan politik di Washington terus berlanjut dengan shutdown pemerintah AS yang kini memasuki minggu keempat. Penutupan sebagian ini menyebabkan penundaan rilis data ekonomi penting, termasuk laporan tenaga kerja dan inflasi. Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) menyatakan laporan CPI September yang sempat tertunda akan dirilis Jumat mendatang.
Bloomberg Economics memperkirakan sekitar 640.000 pegawai federal akan dirumahkan, yang berpotensi meningkatkan tingkat pengangguran menjadi 4,7%. Namun, pasar menilai dampak ekonomi jangka pendeknya masih terbatas, dan kondisi ini bahkan memperkuat spekulasi bahwa The Federal Reserve akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada rapat FOMC 28–29 Oktober.
Imbal Hasil Obligasi Melemah Seiring Turunnya Ekspektasi Inflasi
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke 3,984% setelah ekspektasi inflasi jangka panjang (breakeven rate) merosot ke 2,26%, level terendah dalam empat bulan. Penurunan ini mendukung saham-saham pertumbuhan tinggi, terutama sektor teknologi.
Pasar obligasi Eropa juga bergerak positif. Bund Jerman turun ke 2,58%, sementara Gilt Inggris melemah ke 4,50%. Di sisi lain, S&P Global Ratings menurunkan peringkat utang Prancis menjadi A+ dari AA-, menyoroti meningkatnya ketidakpastian fiskal negara tersebut.
Sektor Teknologi dan AI Memimpin Reli Wall Street
Saham-saham teknologi besar menjadi motor penggerak utama reli. Apple melonjak lebih dari 3%, diikuti Meta Platforms (+2%), sementara Alphabet, Amazon, dan Tesla masing-masing naik lebih dari 1%. Sektor semikonduktor dan infrastruktur kecerdasan buatan (AI) juga menunjukkan performa kuat.
Fokus Investor Beralih ke Musim Laporan Keuangan
Pasar kini menantikan hasil kinerja korporasi kuartal ketiga yang padat minggu ini. Lebih dari 30 perusahaan besar akan merilis laporan keuangannya hari ini, termasuk 3M, Coca-Cola, GE, Netflix
Hingga saat ini, 85% perusahaan S&P 500 yang telah melaporkan hasilnya berhasil melampaui ekspektasi analis, meski pertumbuhan laba agregat diperkirakan hanya naik 7,2% dibanding tahun lalu, laju paling lambat dalam dua tahun terakhir.
Outlook: Optimisme Terjaga, Risiko Masih Mengintai
Pasar memasuki pekan yang krusial dengan latar belakang optimisme baru dari pemulihan ekonomi China, penurunan yield obligasi, dan kinerja korporasi yang solid. Namun, risiko dari shutdown pemerintah AS dan ketidakpastian kebijakan fiskal global masih membayangi.
“Investor saat ini berada di antara dua kutub — euforia pemulihan global dan bayangan risiko politik domestik,” ujar seorang analis senior di New York. “Namun selama momentum laba masih positif, pasar tampaknya memilih untuk terus optimistis.”