DETAIL

Emas Mencatat Rekor Capital Inflow US$64 Miliar di 2025 : Saat Investor Berbondong ke Aset Aman di Tengah Pemangkasan Suku Bunga

Jakarta — Maxco Futures | 2025

Tahun 2025 menjadi babak kebangkitan bagi pasar emas global. Setelah tiga tahun mengalami arus keluar berturut-turut, dana yang dikelola oleh exchange-traded funds (ETF) berbasis emas kembali mencatatkan aliran masuk besar-besaran. Menurut World Gold Council (WGC), sepanjang semester pertama 2025, total arus masuk mencapai sekitar US$38 miliar, setara dengan tambahan sekitar 397 ton emas — pencapaian tertinggi sejak pandemi 2020.

Lonjakan ini menegaskan bahwa emas kembali menjadi aset pelindung utama di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi global. “Investor kembali ke emas sebagai bentuk perlindungan terhadap risiko geopolitik dan pelemahan dolar,” tulis WGC dalam laporan Gold ETF Flows 2025.

Aliran Dana: Dari Outflows ke Rebound Tajam

Setelah berakhir negatif pada 2023, ETF emas mengawali 2025 dengan performa impresif. Pada kuartal pertama, aliran masuk mencapai US$21,1 miliar atau sekitar 226 ton, menjadi kuartal dengan inflow terbesar dalam tiga tahun terakhir. Lonjakan terbesar terjadi pada Februari, dengan tambahan US$9,4 miliar ke dalam ETF emas global.

Euforia ini sebagian besar dipicu oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve, serta meningkatnya kekhawatiran terhadap prospek ekonomi Tiongkok dan Eropa. Ketika investor mencari lindung nilai terhadap volatilitas pasar saham dan ketidakpastian geopolitik, emas kembali menjadi tempat pelarian yang aman.

Namun, WGC juga mencatat bahwa momentum mulai melandai pada Mei 2025, ketika pasar mencatat arus keluar sebesar US$1,8 miliar. Penurunan ini terutama disebabkan aksi ambil untung setelah harga emas sempat menembus rekor baru di atas US$2.550 per troy ounce.

Dominasi Amerika dan Kenaikan Tajam dari Asia

Secara regional, Amerika Utara masih menjadi kontributor terbesar terhadap lonjakan ini. Investor institusional AS memperbesar eksposur ke emas melalui ETF besar seperti SPDR Gold Shares (GLD) dan iShares Gold Trust (IAU), seiring meningkatnya ketidakpastian terhadap arah kebijakan moneter The Fed.

Namun, Asia, khususnya China, tampil sebagai pendorong baru. Pasar Tiongkok mencatat rekor arus masuk bulanan pada April, mencerminkan meningkatnya minat investor domestik terhadap aset berbasis logam mulia. ETF emas di Shanghai dan Hong Kong kini tumbuh menjadi salah satu segmen dengan pertumbuhan tercepat di dunia.

Sementara itu, Eropa mencatat inflow yang lebih moderat namun stabil, dengan beberapa dana di Swiss dan Jerman menunjukkan konsistensi sebagai penyeimbang terhadap fluktuasi dolar AS.

Tiga Faktor Utama yang Mendorong Arus Masuk

  1. Ketegangan geopolitik global – dari konflik Timur Tengah hingga meningkatnya tensi perdagangan AS–China, investor mencari aset aman yang tahan terhadap gejolak geopolitik.
  2. Ekspektasi suku bunga yang lebih rendah – pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga secara agresif menjelang akhir tahun, memperlemah dolar dan memperkuat daya tarik emas.
  3. Momentum harga emas – reli harga yang membawa emas ke rekor baru memicu pembelian tambahan dari investor ritel dan institusional, menciptakan efek “momentum buying” yang memperkuat inflow.

Implikasi terhadap Pasar Global

Arus masuk besar ke ETF emas mempertegas peran instrumen ini sebagai barometer sentimen risiko global. Total aset yang dikelola (AUM) ETF emas kini kembali mendekati level US$250 miliar, dengan total kepemilikan fisik mendekati 3.500 ton di akhir semester pertama.

Namun, volatilitas tetap menjadi perhatian. Seiring dengan pergerakan harga emas yang fluktuatif dan ketidakpastian arah kebijakan moneter global, WGC memperingatkan bahwa arus dana ke ETF bisa berbalik arah sewaktu-waktu. “Investor kini lebih taktis; mereka masuk cepat ketika risiko naik, dan keluar cepat saat reli harga menguat,” tulis laporan tersebut.

Catatan:

  • Beberapa bulan (termasuk Jan, Apr, Aug) angka bulanan lengkap per wilayah tidak dipublikasikan secara terbuka oleh WGC dalam rangkaian publikasi gratis.
  • “—” berarti data tidak tersedia secara spesifik dalam sumber publik yang saya akses.
  • Nilai “Asia” mencakup Asia-Pasifik dalam laporan WGC, dan kontribusi China/Jepang/India sering disebut secara terpisah.
  • Data dalam tabel ini harus dianggap sebagai estimasi berdasarkan laporan WGC dan sumber sekunder;

Prospek ke Depan: Stabil Tapi Waspada

Memasuki kuartal keempat 2025, prospek ETF emas bergantung pada dua faktor: arah kebijakan suku bunga The Fed dan stabilitas geopolitik global. Jika kondisi makro tetap rapuh dan yield obligasi AS terus menurun, aliran dana ke emas berpotensi tetap positif hingga awal 2026.

Namun, bila dolar kembali menguat akibat pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat, sebagian investor mungkin akan mengambil posisi defensif dan mengunci keuntungan mereka.

WGC memperkirakan permintaan melalui ETF akan tetap solid sepanjang 2025, didukung oleh kombinasi macro hedging dan pembelian dari Asia, khususnya China dan India.

Kesimpulan:
Tahun 2025 menegaskan kembalinya emas sebagai magnet modal global. Dari Wall Street hingga Shanghai, investor berbondong-bondong ke logam kuning ini sebagai bentuk perlindungan terhadap badai ekonomi dan geopolitik. Meskipun volatilitas tetap mengintai, arus masuk besar ke ETF emas menunjukkan satu hal: kepercayaan terhadap emas sebagai aset penyelamat belum pudar — justru semakin kuat.

Ade Yunus ST, WPA

Global Market Strategies

Pegang kendali melalui
Smart Analysis Portal

Smart Analysis Portal kami menawarkan sistem yang mudah digunakan dengan berbagai fitur dan alat yang membantu pelanggan dengan berbagai gaya trading.