DETAIL

Dolar AS Menguat Seiring Meredanya Konflik Dagang dengan China

Nilai tukar rupiah tercatat melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), di tengah meredanya ketegangan antara AS dan China.
Berdasarkan data Refinitiv, kurs rupiah terhadap dolar AS pada Rabu (14/5/2025) ditutup di level Rp16.545 per dolar AS, turun sebesar 0,21%.

Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) mengalami penurunan ringan sebesar 0,19% ke posisi 100,81 pada pukul 14:57 WIB, lebih rendah dibandingkan penutupan sebelumnya pada Selasa (13/5/2025) yang berada di level 101.

Tekanan pada dolar AS masih berlanjut setelah Presiden Trump kembali menyerukan pemangkasan suku bunga, menyusul laporan inflasi AS yang keluar di bawah ekspektasi. Dalam unggahannya di platform Truth Social, Trump mengkritik Ketua The Fed Jerome Powell karena dianggap lamban dalam mengambil kebijakan penurunan suku bunga.

Inflasi tahunan AS pada April turun menjadi 2,3%, lebih rendah dari perkiraan analis sebesar 2,4% menurut survei Wall Street Journal. “Pelemahan dolar setelah rilis data ini cukup masuk akal, karena pasar mengantisipasi kemungkinan penurunan suku bunga yang lebih cepat,” jelas Thu Lan Nguyen dari Commerzbank dalam laporannya.

Di sisi lain, pelaku pasar turut merespons perkembangan positif dalam hubungan dagang AS-China, yang mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan setelah kedua pihak sepakat melakukan pemangkasan tarif impor secara signifikan. Keputusan ini mengejutkan banyak pihak karena hasilnya lebih baik dari yang diperkirakan sebelumnya.

Dalam kesepakatan yang dicapai pada Senin (12/5), tarif impor AS terhadap barang-barang China dikurangi dari 145% menjadi 30%, sedangkan tarif China atas produk AS diturunkan dari 125% menjadi 10% selama 90 hari mendatang.

Pegang kendali melalui
Smart Analysis Portal

Smart Analysis Portal kami menawarkan sistem yang mudah digunakan dengan berbagai fitur dan alat yang membantu pelanggan dengan berbagai gaya trading.