Maxco Futures – Laju inflasi Inggris ( UK Inflation Rate ) menunjukkan tanda pelonggaran yang lebih jelas pada November, memperkuat argumen bahwa tekanan harga di ekonomi Inggris mulai bergerak ke arah yang lebih terkendali. Data resmi menunjukkan inflasi tahunan turun menjadi 3,2% pada November, dari 3,6% pada Oktober, sekaligus berada di bawah ekspektasi pasar.
Penurunan ini menjadi perkembangan penting bagi pembuat kebijakan, mengingat inflasi Inggris selama 2024–2025 dikenal lebih ketat dibandingkan negara maju lainnya.
Faktor Pendorong Penurunan Inflasi
Perlambatan inflasi terutama dipicu oleh:
- Turunnya harga pangan dan minuman, yang sebelumnya menjadi kontributor utama inflasi.
- Harga pakaian dan barang konsumsi yang lebih lemah, mencerminkan melemahnya daya beli rumah tangga.
- Redanya tekanan biaya pada sektor ritel, seiring normalisasi rantai pasok dan permintaan yang lebih moderat.
Inflasi inti — yang mengecualikan komponen volatil seperti energi dan makanan — juga tercatat melambat, mengindikasikan bahwa tekanan harga tidak hanya mereda secara temporer, tetapi juga lebih luas di dalam perekonomian.
Implikasi terhadap Bank of England
Meski UK CPI masih berada di atas target 2% Bank of England (BoE), tren penurunan yang lebih cepat dari perkiraan ini menambah ruang bagi pelonggaran kebijakan moneter. Pasar kini semakin yakin bahwa BoE mendekati fase pemangkasan suku bunga, setelah periode kebijakan ketat yang panjang untuk menahan inflasi.
Namun, BoE diperkirakan tetap berhati-hati. Risiko inflasi jasa, pertumbuhan upah yang masih relatif tinggi, serta ketidakpastian ekonomi global membuat bank sentral kemungkinan menunggu konfirmasi lanjutan dari data berikutnya sebelum mengambil langkah agresif.
Respons Pasar
Reaksi pasar mencerminkan perubahan ekspektasi kebijakan:
- Pound sterling melemah setelah rilis data, seiring meningkatnya spekulasi pemangkasan suku bunga.
- Imbal hasil obligasi pemerintah Inggris cenderung menurun, menandakan pasar mulai memprediski siklus pelonggaran.
Data inflasi November memperkuat narasi bahwa puncak tekanan harga di Inggris telah terlewati. Walau perjuangan menuju target 2% belum selesai, tren saat ini memberi sinyal bahwa kebijakan moneter yang sangat ketat mungkin tidak lagi diperlukan dalam jangka menengah.
Bagi investor dan pelaku pasar, fokus kini bergeser pada nada komunikasi Bank of England dan data inflasi serta pasar tenaga kerja berikutnya—yang akan menentukan seberapa cepat arah kebijakan mulai berubah.
Ade Yunus, ST WPA
Global Market Strategies