Pasar keuangan tengah mencermati data terbaru Nationwide UK Housing Prices (September 2025), yang dipandang sebagai barometer penting bagi kesehatan ekonomi domestik. Setelah sempat melemah tipis -0,1% MoM bulan lalu, kini analis lebih optimistis: harga rumah diproyeksikan naik hingga 0,6%—jauh di atas konsensus 0,2%.
Jika proyeksi ini terwujud, hal tersebut bukan hanya pemulihan kecil, melainkan sinyal kuat bahwa sektor perumahan Inggris kembali mendapatkan momentum. Properti merupakan “jantung” perekonomian Inggris: ketika harga rumah naik, biasanya kepercayaan konsumen dan belanja masyarakat ikut menguat.
Yang lebih menarik, secara tahunan harga rumah diperkirakan tetap stabil di 2,1% YoY. Artinya, meski ada fluktuasi jangka pendek, tren jangka panjang masih terjaga. Stabilitas ini bisa menjadi semacam “tameng” bagi pasar dari risiko penurunan tajam yang kerap menghantui sektor properti.
Lalu, bagaimana dampaknya pada pasar valuta asing? Pound Sterling (GBP) berpotensi menguat lebih tinggi. Data yang sesuai atau bahkan melampaui ekspektasi kemungkinan besar akan memicu optimisme investor, memperkuat keyakinan bahwa ekonomi Inggris masih tangguh di tengah ketidakpastian global.
Namun, pasar tidak akan mentoleransi jika datanya mengecewakan. Jika kenaikan harga rumah jauh di bawah ekspektasi (misalnya hanya 0,1–0,2%), sentimen terhadap GBP bisa cepat berubah negatif.
Dengan kata lain, rilis data kali ini bisa menjadi penentu arah:
- Jika kuat: sektor properti bisa menjadi mesin baru yang mendorong optimisme di Inggris.
- Jika lemah: keraguan akan meningkat terhadap ketahanan ekonomi domestik.
Kesimpulan:
Pasar properti Inggris kini berada di persimpangan: apakah akan menghadirkan lonjakan yang mendukung penguatan Pound Sterling, atau justru memperlihatkan rapuhnya fondasi ekonomi? Satu hal yang pasti—rilis data ini akan menjadi katalis besar bagi pergerakan GBP di pasar global.