DETAIL

USDJPY Dampak Ganda

Divergensi Kebijakan The Fed–BOJ: Dampak Ganda bagi Pasar Global

Maxco Futures — Menjelang akhir 2025, pasar keuangan global menghadapi divergensi kebijakan yang semakin jelas antara dua kekuatan moneter utama dunia. Federal Reserve Amerika Serikat (The Fed) mulai memangkas suku bunga, sementara Bank of Japan (BOJ) bersiap menaikkan suku bunga. Arah kebijakan yang berlawanan ini menciptakan dampak ganda (double impact) di pasar saham, obligasi, dan valuta asing, sekaligus memicu realokasi modal secara global. Berikut analisis makro dan pasar secara komprehensif mengenai implikasi dari perbedaan kebijakan tersebut.

Double Impact USDJPY

The Fed Pangkas Suku Bunga — Ekspansi Moneter AS

Pada 10 Desember 2025, Federal Reserve memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, sehingga Federal Funds Rate berada di kisaran 3,50%–3,75%, level terendah dalam hampir tiga tahun. Ini merupakan pemangkasan ketiga berturut-turut sepanjang 2025, mencerminkan pelemahan pasar tenaga kerja dan inflasi yang mulai melunak meskipun masih berada di atas target.

Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa meskipun sebagian ekonomi AS masih menunjukkan ketahanan, meningkatnya risiko terhadap pasar tenaga kerja dan pertumbuhan mendorong bank sentral untuk memberikan dukungan moneter tambahan.

Dampak terhadap Pasar Global

Aset Berisiko Menguat
Pemangkasan suku bunga menurunkan biaya pinjaman global, sehingga mendorong aliran modal ke aset berisiko seperti saham dan obligasi negara berkembang. Indeks saham AS umumnya merespons positif karena valuasi meningkat seiring turunnya biaya modal.

Dolar Melemah & Imbal Hasil Turun
Penurunan suku bunga menekan nilai dolar AS terhadap mata uang utama lainnya dan menurunkan imbal hasil obligasi Treasury AS, mendorong investor mencari alternatif aset dengan imbal hasil lebih menarik.

Sentimen Risiko Global Membaik
Sikap dovish The Fed biasanya meningkatkan selera risiko global, memicu peralihan dana dari aset safe haven seperti dolar dan US Treasuries ke saham global dan komoditas, terutama saat pasar mengantisipasi pelonggaran lanjutan.

BOJ Naikkan Suku Bunga — Normalisasi Moneter Jepang

Di sisi lain, Bank of Japan memasuki fase transisi setelah bertahun-tahun kebijakan moneter ultra-longgar. Survei Reuters terbaru menunjukkan mayoritas ekonom memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga dari 0,50% menjadi 0,75% pada pertemuan 18–19 Desember 2025, dengan proyeksi mencapai 1,0% pada akhir kuartal berikutnya.

Langkah ini didukung oleh inflasi yang stabil di atas target serta membaiknya sentimen bisnis, khususnya di sektor manufaktur Jepang.

Dampak bagi Jepang & Pasar Internasional

1. Penguatan Yen
Sikap BOJ yang lebih hawkish dibandingkan The Fed yang dovish mempersempit selisih suku bunga AS–Jepang, sehingga mendorong penguatan yen. Namun, yen yang lebih kuat menekan kinerja eksportir Jepang karena pendapatan berbasis dolar menjadi kurang kompetitif saat dikonversi ke yen.

2. Kenaikan Imbal Hasil Obligasi Jepang
Ekspektasi kenaikan suku bunga telah mendorong imbal hasil obligasi pemerintah Jepang (JGB) ke level tertinggi dalam hampir dua dekade, mencerminkan penyesuaian pasar terhadap normalisasi kebijakan moneter.

3. Dampak pada Sektor Keuangan
Perbankan Jepang berpotensi diuntungkan dari meningkatnya margin bunga bersih seiring kenaikan suku bunga. Namun, biaya pendanaan yang lebih tinggi dapat menekan pinjaman dan investasi domestik jika tidak diimbangi pertumbuhan ekonomi yang kuat.

Dampak Ganda: Interaksi Kebijakan The Fed dan BOJ

Ketika The Fed memangkas suku bunga dan BOJ menaikkan suku bunga, muncul arus silang (crosswinds) yang berdampak simultan pada pasar global:

Pasar Valuta Asing — Penguatan Yen Tekan USD/JPY

Menyempitnya selisih suku bunga mengurangi keunggulan imbal hasil dolar AS, sehingga meningkatkan permintaan yen dan menekan pasangan USD/JPY. Penguatan yen berpotensi menjadi sorotan utama di pasar valas global, terutama jika ekspektasi pelonggaran Fed semakin agresif.

Pasar Saham Jepang — Tekanan Ganda

Suku bunga yang lebih tinggi di Jepang meningkatkan biaya modal perusahaan domestik dan cenderung menekan saham, khususnya sektor padat modal dan teknologi. Di saat yang sama, pelonggaran The Fed meningkatkan selera risiko global dan berpotensi mengalihkan arus modal ke pasar lain, sehingga menambah tekanan pada indeks Nikkei 225.

Aset Global & Arus Modal

Pelonggaran The Fed sering memicu reli jangka pendek pada aset berisiko global. Namun, pengetatan BOJ dapat memperkuat yen dan melemahkan kinerja saham Jepang, mendorong investor asing mengalihkan dana ke aset AS atau pasar negara berkembang dengan imbal hasil lebih menarik.

Implikasi Portofolio — Rotasi dan Diversifikasi

Investor lintas kelas aset diperkirakan akan menyesuaikan portofolio dengan:

  • Menambah eksposur pada ekuitas global non-Jepang, khususnya saham AS yang diuntungkan oleh suku bunga lebih rendah.
  • Menimbang penurunan imbal hasil Treasury AS dibandingkan kenaikan imbal hasil JGB, sehingga strategi durasi dan posisi kurva imbal hasil menjadi krusial.
  • Mengelola risiko nilai tukar, mengingat volatilitas USD/JPY meningkat akibat divergensi kebijakan.

Prospek 2026 — Menavigasi Divergensi Moneter

1. Kebijakan The Fed
Pasar memperkirakan hanya satu hingga dua kali pemangkasan tambahan pada 2026, menunjukkan The Fed kemungkinan akan menahan suku bunga untuk mengevaluasi dampak pelonggaran dan perkembangan data ekonomi.

2. Kebijakan BOJ
Setelah kenaikan Desember, BOJ diperkirakan melanjutkan pengetatan secara bertahap dengan fokus jangka menengah untuk mengendalikan inflasi struktural sekaligus menjaga stabilitas keuangan.

3. Volatilitas Pasar Meningkat
Divergensi kebijakan moneter diperkirakan tetap menjadi sumber volatilitas di pasar valas dan saham global, menciptakan peluang sekaligus risiko bagi investor yang mampu menangkap tren makro di tengah ketidakpastian ekonomi global.

Kesimpulan

Perbedaan arah kebijakan antara The Fed dan BOJ menciptakan dampak ganda yang kompleks di pasar keuangan global. Pemangkasan suku bunga AS mendorong likuiditas dan selera risiko, sementara kenaikan suku bunga Jepang memberi tekanan pada dinamika mata uang dan saham domestik. Interaksi kedua kebijakan ini menempatkan USD/JPY, Nikkei 225, dan arus modal global sebagai fokus utama pasar menjelang 2026.

Ini bukan sekadar kisah tentang suku bunga, melainkan narasi tentang bagaimana pasar global menyeimbangkan pertumbuhan, inflasi, dan risiko dalam lanskap ekonomi yang terus berubah.

Ade Yunus
Global Market Strategies

Pegang kendali melalui
Smart Analysis Portal

Smart Analysis Portal kami menawarkan sistem yang mudah digunakan dengan berbagai fitur dan alat yang membantu pelanggan dengan berbagai gaya trading.