Maxco Futures – Pasar saham Asia melemah pada Selasa, mengikuti sesi yang beragam di Wall Street, karena investor regional mengambil keuntungan setelah reli panjang di tengah meningkatnya ketidakpastian mengenai arah kebijakan moneter global.
Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,7% ke 51.497,20 setelah mencatat rekor tertinggi baru pekan lalu, sementara Kospi Korea Selatan anjlok 2,4%, terseret aksi ambil untung di saham teknologi. S&P/ASX 200 Australia melemah 0,9%, dan Hang Seng Hong Kong turun 0,6%. Di Tiongkok daratan, Shanghai Composite turun 0,4% di tengah lemahnya minat beli investor domestik.
Koreksi di Asia terjadi setelah saham-saham teknologi besar AS kembali memimpin kenaikan Wall Street. Nvidia Corp. naik 2,2%, sementara Amazon.com Inc. melonjak hampir 4% setelah mengumumkan kesepakatan senilai US$38 miliar dengan OpenAI untuk menggunakan infrastruktur cloud Amazon Web Services dalam beban kerja AI.
Optimisme seputar kecerdasan buatan terus menjadi penggerak utama sentimen global, namun beberapa analis memperingatkan bahwa valuasi saham-saham teknologi kini berada di wilayah jenuh beli. “Pasar mulai kehabisan bahan bakar di sisi Asia setelah reli yang terlalu cepat, sementara investor AS masih menaruh harapan besar pada pertumbuhan sektor AI,” ujar seorang analis pasar di Singapura.
Sementara itu, data ekonomi AS menunjukkan aktivitas manufaktur menyusut lebih dalam dari perkiraan pada Oktober, menambah tanda-tanda bahwa momentum ekonomi mulai melambat. Namun imbal hasil obligasi pemerintah AS tetap bertahan di level tinggi, menjaga dolar dalam kisaran kuat.
Pelaku pasar kini menanti pernyataan lanjutan dari pejabat Federal Reserve, termasuk potensi sinyal baru mengenai waktu penurunan suku bunga berikutnya setelah komentar bernada hawkish dari Ketua The Fed Jerome Powell pekan lalu.
Secara keseluruhan, perdagangan hari Selasa menunjukkan adanya rotasi hati-hati di pasar global—dengan investor menyeimbangkan euforia AI di Wall Street dengan kebutuhan untuk mengamankan keuntungan di pasar Asia yang sudah mencetak rekor baru dalam beberapa pekan terakhir.
Ade Yunus, ST WPA
Global Market Strategies