DETAIL

Powell Isyaratkan Pemangkasan Suku Bunga Mungkin Tidak Berlanjut

Ketua Federal Reserve, Jay Powell, menepis ekspektasi bahwa bank sentral AS akan terus memangkas suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Ia menekankan dilema yang kini dihadapi The Fed: menjaga inflasi tetap terkendali sekaligus melindungi lapangan kerja.

Pekan lalu, The Fed menurunkan suku bunga acuan sebesar 0,25 poin persentase ke kisaran 4,0%–4,25%. Keputusan ini diambil menyusul tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja, meskipun dampak tarif impor terhadap tekanan harga masih terbatas.

Banyak investor memperkirakan akan ada hingga dua kali pemangkasan tambahan sebelum akhir 2025, namun Powell memperingatkan bahwa skenario ini jauh dari kepastian. Ia menegaskan, pelonggaran kebijakan yang terlalu agresif bisa membuat inflasi belum teratasi dan berisiko memaksa The Fed untuk kembali menaikkan suku bunga.

Inflasi tetap berada di atas target 2% The Fed sejak 2021 dan berpotensi meningkat lebih lanjut akibat kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang mendorong biaya barang di AS. Namun, Powell juga menekankan bahwa mempertahankan suku bunga tinggi terlalu lama bisa melemahkan pasar tenaga kerja secara tidak perlu.

“Dalam jangka pendek, risiko cenderung condong pada inflasi yang lebih tinggi, sementara risiko terhadap lapangan kerja cenderung menurun. Ini adalah keseimbangan yang sulit,” ujar Powell dalam pidatonya di Rhode Island. “Ketika dua tujuan utama kami berbenturan, kerangka kerja kami mengharuskan adanya keseimbangan di antara keduanya.”

Pasar saham AS melemah pada Selasa, dipimpin penurunan sektor teknologi. Nasdaq turun 0,9%, dengan saham Nvidia merosot 2,8% dan Oracle jatuh 4,4%. Indeks S&P 500 juga melemah 0,5%.

Powell juga menegaskan bahwa beban tarif sebagian besar ditanggung oleh pelaku usaha dalam negeri, bukan eksportir asing, membantah klaim dari Gedung Putih. “Pendapatan tarif kini sekitar US$300 miliar per tahun. Pertanyaan utamanya: siapa yang membayar? Dari data yang kami lihat, sebagian besar adalah importir dan pengecer AS, bukan eksportir luar negeri,” jelasnya.

Pemangkasan terbaru ini merupakan yang pertama sejak Desember dan terjadi di tengah tekanan politik dari Trump, yang kerap mengkritik Powell karena mempertahankan biaya pinjaman yang tinggi.

Powell menjelaskan bahwa tanda-tanda pelemahan pasar tenaga kerja menunjukkan perlunya perubahan fokus dari hanya mengendalikan inflasi menuju pendekatan yang lebih seimbang. Ia menekankan bahwa meskipun sudah ada pemangkasan, suku bunga masih dalam level yang menahan pertumbuhan di satu sisi, namun tetap membantu meredam inflasi di sisi lain.

Dalam pertemuan terakhir, 10 anggota FOMC mendukung pemangkasan 0,25 poin, sementara Stephen Miran — sekutu Trump yang baru ditunjuk ke Dewan Gubernur The Fed — mendorong pemangkasan lebih besar sebesar 0,5 poin. Dari 19 anggota, hanya 12 yang memiliki hak suara saat itu.

Mayoritas tipis dalam FOMC mendukung setidaknya dua kali pemangkasan tambahan sebelum akhir tahun, namun tujuh anggota menolak pelonggaran lebih lanjut, bahkan ada yang menyarankan kenaikan suku bunga.

Investasi terbaik adalah investasi pada ilmu. Mulai langkah sukses trading Anda dengan mengikuti Webinar Masterclass Trading setiap Jumat. Gabung sekarang!

Pegang kendali melalui
Smart Analysis Portal

Smart Analysis Portal kami menawarkan sistem yang mudah digunakan dengan berbagai fitur dan alat yang membantu pelanggan dengan berbagai gaya trading.