DETAIL

Pernyataan Kebijakan RBA: Pertahankan Suku Bunga di 3,60% di Tengah Menguatnya Tanda-Tanda Pemulihan Ekonomi

Maxco Futures – Sydney, 9 Desember 2025 — Reserve Bank of Australia (RBA) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di level 3,60%, menunjukkan sikap kebijakan moneter yang berhati-hati di tengah gejala awal kenaikan inflasi serta penguatan aktivitas ekonomi domestik. Keputusan ini diambil secara bulat oleh seluruh anggota Dewan Kebijakan Moneter.

Inflasi Menurun, Namun Tanda-Tanda Kenaikan Mulai Terlihat

RBA menegaskan bahwa inflasi di Australia telah turun jauh dari puncaknya pada tahun 2022, meskipun dalam beberapa bulan terakhir mulai terlihat sedikit kenaikan kembali—dengan sebagian tekanan harga dinilai bersifat sementara.
Bank sentral juga menyoroti bahwa seri data CPI bulanan masih tergolong baru sehingga belum dapat dijadikan dasar untuk menentukan kebijakan secara agresif. Meski demikian, muncul indikasi bahwa sebagian tekanan harga dapat bersifat lebih persisten, sehingga hal ini akan menjadi perhatian utama dalam beberapa bulan mendatang.

Aktivitas Ekonomi Domestik Menguat

Dari sisi pertumbuhan, RBA melihat sejumlah tanda pemulihan yang solid:

• Konsumsi rumah tangga dan investasi bisnis meningkat seiring membaiknya kepercayaan ekonomi.
• Pasar perumahan menunjukkan kenaikan harga dan volume transaksi, menandakan sektor properti kembali bergerak.
• Kondisi finansial tetap longgar, dengan akses kredit bagi rumah tangga dan bisnis masih mudah diperoleh.
• Dampak pelonggaran moneter sebelumnya masih terus mengalir ke perekonomian dan memberi dukungan tambahan pada kuartal mendatang.

Prospek ini menunjukkan bahwa perekonomian Australia masuk ke fase ekspansi yang lebih stabil dibanding tahun sebelumnya.

Pasar Tenaga Kerja Masih Ketat

Meskipun tingkat pengangguran sedikit meningkat dan pertumbuhan lapangan kerja mulai melambat, pasar tenaga kerja tetap berada dalam kondisi ketat. Banyak perusahaan masih kesulitan merekrut pekerja baru.
Pertumbuhan upah berdasarkan Wage Price Index mulai melandai dari puncaknya, tetapi indikator upah lainnya masih menunjukkan kenaikan yang cukup kuat. Biaya tenaga kerja per unit juga tetap tinggi sehingga dapat memberikan tambahan tekanan pada inflasi jasa.

Risiko Utama: Inflasi Berpotensi Naik Lagi

RBA menekankan bahwa ketidakpastian mengenai dinamika inflasi masih menjadi risiko terbesar bagi prospek kebijakan ke depan. Jika permintaan domestik terus menguat dan kapasitas perekonomian semakin ketat, risiko inflasi meningkat kembali akan semakin besar.
RBA juga terus memantau kondisi global, termasuk arah kebijakan moneter negara maju, yang dapat mempengaruhi arus modal, nilai tukar, dan tekanan harga barang impor.

Arah Kebijakan Selanjutnya: Bergantung pada Data

Dewan menegaskan bahwa setiap keputusan selanjutnya akan sangat bergantung pada perkembangan data ekonomi, terutama terkait:

• inflasi,
• kondisi pasar tenaga kerja,
• konsumsi rumah tangga,
• serta kondisi finansial global.

Mandat utama RBA tetap menjaga stabilitas harga dan memaksimalkan kesempatan kerja. Dengan kondisi ekonomi yang semakin kompleks, RBA memilih untuk mempertahankan sikap berhati-hati untuk memastikan inflasi kembali menuju target 2%–3% secara berkelanjutan.

Ade Yunus, ST WPA
Global Market Strategies

Pegang kendali melalui
Smart Analysis Portal

Smart Analysis Portal kami menawarkan sistem yang mudah digunakan dengan berbagai fitur dan alat yang membantu pelanggan dengan berbagai gaya trading.