Pasar keuangan global kini menanti keputusan penting dari Federal Reserve yang akan diumumkan Kamis malam waktu AS (Jumat dini hari WIB). Pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) ini diprediksi akan mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,50%, namun fokus utama pasar bukan lagi pada tingkat suku bunga itu sendiri, melainkan arah kebijakan ke depan.
Seiring masuknya paruh kedua 2025, investor semakin menaruh perhatian pada sinyal dari The Fed terkait kemungkinan pemangkasan suku bunga, serta bagaimana hal tersebut akan mempengaruhi pasar saham dan nilai tukar dolar AS.
Prediksi Keputusan FOMC: Suku Bunga Tetap, Nada Mulai Dovish
Mayoritas ekonom memperkirakan The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan untuk pertemuan kelima berturut-turut. Inflasi memang telah melandai dibanding puncaknya pada 2022, namun angka core PCE masih berada di sekitar 2,8%, di atas target 2% yang ditetapkan oleh bank sentral.
Namun, pasar akan mengamati dengan saksama narasi Jerome Powell dalam konferensi pers, khususnya apakah ia mulai memberikan sinyal konkret tentang pemangkasan suku bunga pada kuartal keempat tahun ini.
Data ekonomi terakhir menunjukkan:
- Pengangguran stabil di sekitar 4,1%
- Pertumbuhan ekonomi melambat, terutama sektor konsumsi dan manufaktur
- Inflasi turun tapi belum sepenuhnya jinak
Jika Powell memberikan petunjuk bahwa penurunan suku bunga dapat dimulai pada September atau Desember, hal ini akan memicu pergerakan besar di pasar keuangan.
Dampak Terhadap Indeks Saham AS
Pasar saham AS, terutama indeks-indeks utama seperti S&P 500, Nasdaq, dan Dow Jones, telah bergerak fluktuatif dalam beberapa minggu terakhir. Investor sedang berada di persimpangan antara:
- Optimisme terhadap pelonggaran moneter di akhir tahun, yang mendukung valuasi saham
- Kekhawatiran bahwa The Fed bisa tetap hawkish lebih lama jika inflasi membandel
Jika FOMC memberikan sinyal dovish—misalnya dengan merevisi proyeksi inflasi turun atau menyebutkan risiko terhadap pertumbuhan—indeks saham AS kemungkinan akan merespons positif, terutama sektor-sektor sensitif suku bunga seperti:
- Teknologi (Nasdaq)
- Properti
- Consumer discretionary
Sebaliknya, jika nada pernyataan tetap berhati-hati dan tidak memberikan kejelasan soal pemangkasan, pasar bisa kecewa. Dalam skenario ini, S&P 500 bisa terkoreksi, dan Dow Jones bisa bergerak datar atau negatif karena investor melakukan rotasi keluar dari aset berisiko.
Dampak Terhadap Dollar Index (DXY)
Dollar Index telah menguat menuju level tertinggi lima minggu terakhir, didorong ekspektasi bahwa The Fed akan menahan suku bunga tinggi lebih lama dibanding bank sentral lain seperti ECB dan BoJ. Namun, semua itu bisa berubah jika nada FOMC berubah dovish.
Dua skenario utama yang bisa terjadi pada DXY:
Nada Hawkish Dipertahankan
Jika FOMC tetap menunjukkan kehati-hatian dan tidak memberi sinyal pemangkasan dalam waktu dekat, DXY kemungkinan menguat, terutama terhadap euro dan yen, karena Fed masih dianggap “lebih ketat” daripada bank sentral lainnya.
Nada Dovish Meningkat
Jika Powell membuka peluang penurunan suku bunga dalam waktu dekat, DXY berpotensi melemah, karena selisih suku bunga terhadap mata uang lain (interest rate differentials) menyempit. Hal ini akan mendukung penguatan mata uang rival seperti euro dan pound.
Sinyal Lebih Penting dari Keputusan
Keputusan suku bunga pada Kamis ini mungkin tak mengejutkan, namun arah komunikasi Jerome Powell akan menjadi penentu arah pasar. Bagi investor, ini bukan soal apakah The Fed akan memangkas, tetapi kapan dan seberapa cepat.
- Saham bisa reli jika pasar mendapatkan sinyal jelas bahwa pemangkasan mendekat
- Dolar bisa melemah jika nada FOMC lebih lunak dari ekspektasi
- Obligasi pemerintah (Treasuries) bisa menguat jika yield jangka pendek mulai menurun
Dengan volatilitas yang mungkin meningkat pasca pertemuan FOMC, pelaku pasar disarankan untuk menjaga fleksibilitas portofolio, terutama menjelang data tenaga kerja dan inflasi PCE yang akan dirilis dalam beberapa minggu ke depan.