Pasar obligasi AS menunjukkan kekhawatiran serius terhadap “big beautiful bill” Presiden Trump, yang mencakup pemotongan pajak dan peningkatan belanja, di tengah kekhawatiran bahwa langkah ini dapat secara drastis memperluas utang nasional. RUU ini telah lolos di Dewan Perwakilan Rakyat dan kini sedang menuju ke Senat.
Dalam lelang obligasi 20 tahun terbaru yang dilakukan oleh Departemen Keuangan AS, imbal hasil melonjak tajam dari 4,6% menjadi 5,05%, mencerminkan minat pasar yang rendah terhadap utang baru AS. Para analis menilai ini sebagai sinyal jelas bahwa investor meragukan kemampuan AS untuk membiayai kembali sekitar $3 triliun utang yang akan jatuh tempo pada 2025.
Beberapa analis, seperti dari Saxo Bank dan Amundi, menyuarakan kekhawatiran bahwa AS tidak lagi dipandang sebagai tempat investasi yang aman karena ketidakdisiplinan fiskal yang ekstrem. Moody’s bahkan telah menurunkan peringkat utang AS.
Meskipun pasar saham global tetap relatif tenang, pasar obligasi memberikan peringatan keras. Investor tetap berhati-hati terhadap prospek ekonomi AS di tengah ketidakpastian kebijakan fiskal dan potensi perlambatan ekonomi.
Pergerakan Pasar:
- S&P 500 ditutup datar di 5.842,01.
- Imbal hasil obligasi 10 tahun naik menjadi 4,63%, sedangkan imbal hasil obligasi 30 tahun naik menjadi 5,15%.
- Pasar Asia dan Eropa sedikit menguat menjelang pembukaan pasar AS.
- Rotasi aset semakin memungkinkan terjadi, dengan dana beralih dari FX ke instrumen investasi lainnya seperti emas dan mata uang.