DETAIL

Next Step Upgrade: Dari Mengumpulkan ke Mengembangkan Aset

Setelah melewati fase quarter life crisis, banyak orang mulai memahami bahwa perjalanan finansial tidak berhenti pada tahap mengumpulkan uang. Justru setelah tabungan terkumpul, langkah berikutnya adalah menemukan cara untuk membuat uang tersebut berkembang atau bertumbuh.

Pada awal memasuki dunia kerja, pola pikir sering kali cenderung konsumtif. Namun, seiring waktu, mindset itu perlu bergeser menjadi lebih berhati-hati. Fokus pun berubah dari sekadar menyimpan uang menjadi mengembangkan uang melalui instrumen investasi yang memiliki potensi terbaik, atau dengan kata lain, melakukan shifting mindset.

Dari Menabung ke Investasi

Menabung atau menyimpan uang di deposito memang merupakan salah satu cara untuk menumbuhkan aset. Namun, jika ingin masuk ke dunia investasi, hal itu perlu dibarengi dengan edukasi. Penting untuk memahami instrumen yang tepat serta cara mengelolanya. Kesadaran dan strategi harus berjalan beriringan.

Ciri Keuangan yang Sehat

Menurut Ka Theresa, ada beberapa indikator bahwa kondisi finansial sudah tergolong sehat:

  1. Hindari utang konsumtif, dan fokus pada utang yang positif. Misalnya, jika ingin membeli handphone seharga Rp20 juta, pastikan sudah memiliki aset lebih dari Rp20 juta.
  2. Cicilan tidak masalah, selama dilakukan dengan perhitungan matang. Yang salah adalah ketika memaksakan membeli barang mahal dengan dana yang tidak mencukupi.
  3. Jangan gunakan uang panas—yaitu uang yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari—untuk investasi atau cicilan.

Untuk kebutuhan tersier, pastikan harganya tidak lebih dari 10% dari total aset yang dimiliki. Jika dibayar secara cicilan, pastikan angsurannya tidak memberatkan. Jika dibayar tunai, pastikan nilainya tetap dalam batas tersebut.

Edukasi: Investasi yang Paling Mahal

Edukasi adalah investasi yang nilainya sangat besar. Jika ingin terus berkembang, proses belajar harus dilakukan setiap hari—tidak hanya tentang keuangan, tetapi juga strategi mengembangkan aset. Sama seperti mengelola portofolio, pemahaman tentang cara, risiko, dan peluang sangatlah penting.

Memulai Mengelola Aset

Setelah melakukan check-up aset, pertanyaannya adalah: Bagaimana pemula bisa memilih aset yang tepat?

Ka Theresa membagi aset ke dalam beberapa kategori:

  • Aset tunai (cash)
  • Aset utang (hutang yang bersifat produktif dan positif)
  • Ownership seperti tanah dan saham
  • Investasi digital melalui broker
  • Bahkan pengetahuan dan keterampilan juga termasuk aset.

Bagi pemula, sebaiknya mulai dari instrumen dengan risiko serendah mungkin, seperti deposito bank. Setelah itu, barulah menjelajah ke instrumen yang lebih berisiko seperti saham AS. Meski berpotensi memberi imbal hasil lebih tinggi, saham memiliki risiko yang besar jika belum memahami fundamentalnya. Banyak faktor yang memengaruhi pergerakan harga, sehingga edukasi tetap menjadi kunci.

💡 Jangan lupa untuk ikuti Part selanjutnya dan Tonton kembali Profitalk Episode 2: “Next Step Upgrade – Bangun Aset Keuangan Untukmu part 1” dan dapatkan insight langsung untuk memulai langkah upgrade finansialmu!

Pegang kendali melalui
Smart Analysis Portal

Smart Analysis Portal kami menawarkan sistem yang mudah digunakan dengan berbagai fitur dan alat yang membantu pelanggan dengan berbagai gaya trading.