Maxco.co.id – Di tahun mendatang seperti tahun 2026, industri keuangan tentunya akan semakin challenging khususnya dari “pov” retail trader seperti kita. Kenapa lebih challenging? Karena semakin berkembang pula perilaku pasar. Entah itu banyak pelaku pasar yang memang baru terjun ke financial market, atau dari sisi “big player” yang terus mengembangkan cara untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dengan berbagai cara.
Salah satunya dengan memaksimalkan AI sebagai pengambil keputusan untuk trading itu sendiri. Pertanyaan di benak pemula yang baru ingin memulai adalah, apakah Indikator Forex Pemula klasik seperti moving average atau RSI, dll itu masih punya taring menghasilkan profit dan survive atau hanya sekedar hiasan untuk mempercantik chart saja?. Kita akan bahas di artikel ini sesaat lagi.

Di masa pencarian suatu sistem atau metode yang digunakan untuk trading, ada istilah yang namanya “holy grail”. Singkatnya banyak trader pemula terjebak dalam “holy grail” yang dalam hal ini metode atau lebih spesifik ke indikator yang tidak pernah salah.
Faktanya suatu metode atau indikator itu tidak ada yang 100% pasti berhasil, semuanya tentang “chance” atau kemungkinan, bisa benar atau salah. Tapi yang menjadi fokus utama kita disini adalah bagaimana mengubah indikator sederhana tadi menjadi senjata mematikan untuk menghadapi market khususnya di tahun 2026 nanti.
Analogi Indikator dan Profitable Trader
Sebelum membahas mengenai Indikator Forex Pemula lebih jauh, kita perlu pahami sebuah analogi simpel berikut ini. Bayangkan indikator forex itu seperti speedometer dan juga kaca spion.
Speedometer itu hanya indikator yang menunjukkan kecepatan, bukan yang membuat kendaraan tersebut melaju kencang. Mesin lah yang membuat suatu kendaraan bisa berjalan cepat. Sedangkan spion, apakah spion bisa memperkiraan ada apa dibalik belokan? Jawabannya tentu tidak, spion hanya bisa melihat apa yang ada di belakang atau yang sudah dilalui oleh kendaraan tersebut.

Indikator yang biasa digunakan oleh semua trader adalah bayang-bayang dari pergerakan yang sudah terjadi (history). Tapi pada akhirnya tetap ada sekelompok trader yang berbeda. Antara trader yang profitable dan juga yang belum profitable bahkan dengan menggunakan metode atau indikator yang sama sekalipun hasilnya bisa berbeda.
Yang Membedakan Traders Bisa Profitable dan Tidak
Jadi apa yang bisa membuat hasil akhir atau outputnya menjadi profit atau loss? Jawabannya adalah ekspektasi. Traders pemula menganggap indikator yang digunakan adalah “bola kristal” untuk memprediksi masa depan, padahal indikator hanya lah “spion” tadi digunakan untuk melihat jejak masa lalu untuk memperkirakan probabilitas tadi.
So jangan menyalahkan indikator yang keliatan “ga works”, semua indikator sama aja, yang membedakan itu cara user gunakan indikator tersebut. Analoginya lagi jika seorang pembalap dan orang biasa mengendarai mobil dengan spesifikasi yang sama, tentu hasil akhirnya akan berbeda. Sangat besar chancenya si pembalap tersebut menang jika diadu soal kecepatan.
Melawan Dominasi Mesin, Apakah Mungkin?
Lebih dari 80% volume perdagangan harian saat ini yang tentunya dikuasai oleh institusi besar, dioperasikan oleh algoritma mesin (menurut laporan JP Morgan).
Apa artinya bagi trader retail seperti kita? Artinya, traders menggunakan indikator forex bahkan kebanyakan yang sering ditemui seperti Moving Average, RSI, Stochastic, Bollinger Bands, dll itu harus melawan supercomputer yang memproses berita atau analisa hanya dalam waktu micro detik.
Pertarungan Yang Mustahil Dimenangkan?
Apakah pertarungan ini mustahil dimenangkan? Tidak juga. Faktanya sebagian kecil trader sudah “trading for living” bisa menikmati hidup di kondisi market hectic atau chaos sekalipun. Mesin algoritma pun tidak sempurna, ada beberapa hal yang tidak dimiliki mesin, seperti konteks dan intuisi.

Mesin “berpikir” dengan logika, dengan rumus matematika, dengan rumus “jika A maka B” dst. Berbeda halnya dengan manusia yang bisa membaca situasi jika market sedang dalam kondisi “fear” atau “greed” yang bisa disimpulkan dari berbagai indikator bahkan yang simpel sekalipun.
Cara Pakai Indikator Forex Pemula “klasik” di Era Modern dan Bisa Profitable
Untuk jawab pertanyaan, apakah indikator klasik seperti yang disebutkan diatas bisa profitable? Jawabannya bisa. Tentunya jika dikombinasikan dengan pemahaman struktur pasar dan mindset yang tepat. Berikut indikator klasik yang bisa digunakan, tapi dengan perspektif yang beda :
1. Moving Average
Back to basic, indikator sejuta umat ketika traders mulai trading itu adalah moving average. Simpelnya MA ini adalah harga rata-rata, jika harga suatu aset itu ada diatas harga rata-rata maka tren naik, jika di bawah makan tren turun, sesimpel itu.

Untuk periodenya kita coba pakai periode yang lumayan besar, bisa pakai MA 200 atau MA 50. Nah tapi jangan cuma mengandalkan informasi itu aja, agar mendapat perspektif baru kita coba gabungkan dengan indikator lain lagi dibawah ini.
2. Relative Strength Index (RSI)
Indikator RSI ini adalah indikator momentum, setelah kita bisa simpulkan dari langkah pertama pakai MA tadi, barulah kita filter lagi setiap sinyal tersebut dengan pakai indikator RSI. Simpelnya lagi jika MA tadi ambil posisi SELL, maka RSI tunggu ada di area overbought atau diatas level 70. Jika MA tadi ambil posisi BUY, maka RSI tunggu ada di area oversold atau di bawah level 30.
3. Candlestick Pattern
Nah sekarang filter terakhir, untuk eksekusinya bisa pakai pola candle seperti yang traders biasa temukan awal belajar trading. Misal entry setelah ketemu candle hammer dst.

4. Kombinasikan semuanya
Ok jadi stepnya seperti ini, untuk melihat arah naik atau turun pakai MA 200 atau MA 50. Setelah mendapati let’s say harga bergerak diatas MA 200 jadi kesimpulan kita harus ambil BUY. Next kita beralih ke filter kedua apakah sudah ada di area oversold atau belum?. Jika sudah sesuai juga maka beralih lagi ke filter selanjutnya apakah ada candlestick pattern yang menunjukkan pembalikan arah di area yang kita tandai atau tidak?.
Untuk lebih meningkatkan chancenya lagi bisa dikombinasikan dengan struktur pasar seperti semua faktor tadi jika terjadi di area support maka bisa langsung dieksekusi ambil posisi BUY.
Kesimpulan
Pada akhirnya yang harus diingat baik-baik adalah metode yang tadi dibahas, atau metode apapun tidak bisa memprediksi masa depan apalagi menentukan output atau hasil akhir. Kita menggunakan metode tadi untuk mengelola risiko di masa kini.
Yang menentukan hasil akhir traders bisa profitable adalah konsistensi, manajemen risiko yang ketat, kontrol diri serta mindset yang tepat. Bukan berarti metode tidak penting, at least kita punya pegangan rules yang jelas untuk menuju konsistensi metode yang digunakan hingga meraih profit yang konsisten. Sampai bertemu di artikel selanjutnya!