DETAIL

Emas Tersandung Setelah Rekor: Investor Ambil Untung Jelang Data Inflasi AS

Harga emas dunia berhenti sejenak setelah reli spektakuler yang membawa logam mulia ini ke rekor tertinggi baru. Investor memilih untuk merealisasikan keuntungan menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat — indikator penting yang berpotensi menentukan arah kebijakan Federal Reserve berikutnya.

Harga spot gold turun sekitar 4,7% menjadi US$4.174 per ons pada perdagangan Selasa, setelah sehari sebelumnya sempat menyentuh rekor tertinggi US$4.381,21. Reli luar biasa — naik lebih dari 63% sejak awal tahun — kini menghadapi koreksi wajar di tengah penguatan dolar AS dan aksi ambil untung yang meluas.

“Pasar membutuhkan waktu untuk bernapas setelah kenaikan yang begitu cepat,” ujar seorang analis pasar komoditas di Mumbai. Ia menambahkan, setiap kali emas mencapai rekor baru, aksi ambil untung jangka pendek cenderung muncul. “Namun tren jangka menengah masih positif selama ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed tetap kuat.”


Fokus Beralih ke Data Inflasi

Investor kini menanti rilis laporan Consumer Price Index (CPI) AS yang dijadwalkan pada hari Jumat mendatang. Data ini akan menjadi petunjuk penting bagi arah suku bunga The Fed menjelang pertemuan kebijakan berikutnya. Pasar memperkirakan inflasi tahunan akan tetap stabil di sekitar 3,1% untuk September, yang dapat memperkuat peluang pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin.

Sebagai aset tanpa imbal hasil, emas biasanya diuntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah, karena menurunkan biaya peluang untuk memilikinya.


Tekanan dari Penguatan Dolar AS

Indeks dolar AS (DXY) menguat sekitar 0,3%, membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pembeli luar negeri. Penguatan greenback turut menjadi alasan bagi investor untuk mengamankan keuntungan setelah reli yang panjang.

Logam mulia lainnya juga ikut melemah — perak turun 6,2% menjadi US$49,00 per ons, mencerminkan menurunnya minat jangka pendek terhadap sektor logam berharga.


Relinya Belum Berakhir

Meskipun koreksi ini menandai jeda sementara dalam reli emas, sentimen jangka menengah masih tetap positif. Pembelian besar-besaran oleh bank sentral, ketidakpastian geopolitik global, serta ekspektasi pelonggaran moneter The Fed terus menjadi pendorong utama kenaikan harga logam kuning tersebut.

“Selama inflasi tetap terkendali dan kebijakan moneter terus melonggar, emas masih memiliki ruang untuk bertahan di level tinggi,” tambah analis tersebut.

Pegang kendali melalui
Smart Analysis Portal

Smart Analysis Portal kami menawarkan sistem yang mudah digunakan dengan berbagai fitur dan alat yang membantu pelanggan dengan berbagai gaya trading.