Dollar kembali mengambil kendali di pasar mata uang global pada perdagangan Rabu, dengan Dollar Index (DXY) menguat +0.65% dan menembus level tertinggi dalam dua minggu. Lonjakan ini menandai perubahan sentimen signifikan di pasar, tepat ketika ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve kembali melemah.
Katalis terbesar datang dari keputusan mengejutkan Bureau of Labor Statistics (BLS) yang membatalkan publikasi data ketenagakerjaan Oktober, sebuah keputusan yang jarang terjadi dan mengubah dinamika ekspektasi pasar menjelang pertemuan kebijakan moneter FOMC bulan Desember. Hilangnya data penting ini membuat pasar memiliki lebih sedikit sinyal ekonomi untuk mengukur arah kebijakan The Fed — dan dalam kondisi seperti itu, pasar kembali berpihak pada narasi suku bunga tinggi lebih lama.
Sentimen hawkish semakin menguat setelah risalah rapat FOMC 28–29 Oktober dirilis, menunjukkan bahwa “banyak pejabat Fed” melihat perlunya mempertahankan suku bunga tinggi hingga akhir 2025. Hal tersebut memicu repricing ekspektasi kebijakan moneter: peluang pemangkasan suku bunga 25 bps pada pertemuan Desember kini hanya 28%, jauh lebih rendah dibanding sekitar 70% minggu lalu.
Fundamental Ekonomi AS: Campuran Lemah dan Solid
Sementara itu, data domestik AS menunjukkan gambaran ekonomi yang masih berlapis. Aktivitas pembiayaan perumahan kembali melambat, dengan MBA mortgage applications turun -5.2% dalam sepekan terakhir, dan mortgage rate naik ke 6.37%—level yang tetap tinggi secara historis dan mengonfirmasi tekanan pada sektor properti.
Namun, tidak semua data menunjukkan pelemahan. Defisit perdagangan menyempit menjadi -$59.6 miliar, lebih baik dari ekspektasi. Data perdagangan yang solid ini memberi sinyal bahwa belanja impor melambat dan kontribusi perdagangan terhadap GDP bisa kembali positif dalam beberapa kuartal mendatang — memberi tambahan dukungan fundamental bagi dolar.
Ade Yunus, ST WPA
Global Market Strategies