Dalam kondisi “perang tarif” atau meningkatnya ketegangan ekonomi dan perdagangan antarnegara, terdapat beberapa jenis investasi yang bisa dimanfaatkan untuk meraih keuntungan. Ketika ketidakpastian meningkat akibat kebijakan tarif dan konflik dagang, strategi investasi harus dilakukan dengan lebih hati-hati dan difokuskan pada sektor-sektor yang relatif tahan terhadap volatilitas—atau bahkan mampu memperoleh keuntungan dari situasi tersebut. Berikut adalah beberapa jenis investasi yang patut dipertimbangkan:
1. Logam Mulia (Emas dan Perak)
- Alasan: Dalam situasi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, emas dan perak sering dijadikan aset pelindung (safe haven). Permintaan meningkat ketika pasar saham bergejolak atau saat terjadi inflasi dan depresiasi mata uang.
- Strategi: Investasi langsung dalam emas fisik, ETF emas, atau saham perusahaan pertambangan emas.
2. Saham Sektor Pertahanan dan Keamanan
- Alasan: Selama konflik atau ketegangan geopolitik, permintaan di sektor pertahanan cenderung meningkat karena negara-negara meningkatkan anggaran militer dan pembelian peralatan pertahanan.
- Strategi: Investasi pada perusahaan pembuat senjata, sistem pertahanan, atau teknologi militer.
3. Saham Sektor Energi (Terutama Minyak dan Gas)
- Alasan: Ketegangan global seringkali memengaruhi harga energi. Gangguan terhadap pasokan atau jalur perdagangan dapat mendorong harga naik.
- Strategi: Investasi pada saham perusahaan energi besar atau ETF yang fokus pada sektor energi.
4. Properti di Pasar yang Tahan Krisis
- Alasan: Walaupun sektor properti sangat terpengaruh kondisi ekonomi, properti di negara stabil dan pasar kuat masih dapat menghasilkan keuntungan.
- Strategi: Investasi di properti negara-negara dengan ekonomi kuat atau properti komersial dengan penghasilan sewa stabil. Namun, perlu diwaspadai manipulasi informasi harga.
5. Investasi di Negara Berkembang dengan Kurs Menguntungkan
- Alasan: Perang tarif dapat menyebabkan depresiasi mata uang di beberapa negara, membuka peluang untuk berinvestasi dengan harga murah dan potensi keuntungan dari penguatan kurs di masa depan.
- Strategi: Mencari saham atau obligasi di pasar negara berkembang yang sementara tertekan namun memiliki prospek ekonomi jangka panjang.
6. Diversifikasi ke Aset Kripto
- Alasan: Kripto bisa menjadi lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian, terutama jika terjadi manipulasi mata uang fiat atau risiko gagal bayar utang. Aset seperti Bitcoin dan Ethereum bisa sangat menguntungkan dalam jangka panjang meskipun volatil.
- Strategi: Investasi kripto secara bijak, dengan manajemen risiko dan diversifikasi yang baik.
7. Obligasi Negara yang Stabil
- Alasan: Obligasi dari negara-negara dengan rating kredit tinggi menawarkan keamanan relatif dan imbal hasil stabil di tengah ketidakpastian pasar.
- Strategi: Investasi jangka menengah atau panjang pada obligasi dari negara dengan ekonomi dan cadangan devisa kuat.
8. Investasi dalam Infrastruktur dan Proyek Pembangunan
- Alasan: Saat terjadi ketegangan perdagangan, banyak negara meningkatkan pengeluaran infrastruktur demi menjaga stabilitas ekonomi dan menciptakan lapangan kerja.
- Strategi: Investasi pada perusahaan konstruksi besar atau penyedia teknologi infrastruktur.
9. Sektor Pertanian dan Komoditas Lainnya
- Alasan: Ketegangan ekonomi dapat mendorong harga komoditas seperti gandum dan jagung naik, terutama bila rantai pasokan terganggu.
- Strategi: Investasi saham perusahaan pertanian atau ETF yang fokus pada komoditas.
Kesimpulan:
Dalam masa “perang tarif,” penting untuk mengenali sektor-sektor yang tahan banting atau justru mendapatkan keuntungan dari ketidakpastian global. Strategi terbaik adalah diversifikasi ke berbagai aset dengan tingkat risiko yang berbeda, sambil tetap fokus pada sektor yang diuntungkan oleh kondisi geopolitik dan ekonomi.
