Maxco Futures — Precious metals kembali menjadi fokus pasar global, dengan emas (Gold) dan perak (Silver) mencatatkan rekor harga tertinggi sepanjang masa dalam perdagangan hari ini. Pendorong utama reli ini adalah meningkatnya ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Federal Reserve AS di 2026 serta permintaan investor yang kembali mencari safe haven di tengah ketidakpastian makro dan likuiditas pasar yang tipis menjelang libur musim liburan.
Emas: Rekor di Atas US$4.400 per Oz
Harga emas global pagi ini bergerak sangat kuat:
- Spot gold mencapai US$4,397.16 per ounce, setelah sempat menembus US$4,400.29/oz, tertinggi dalam sejarah perdagangan.
- Gold futures AS naik ke sekitar US$4,421-4,430/oz dalam kontrak terbaru.
- Secara year-to-date, emas telah menguat sekitar +67% di 2025, menempatkan logam ini untuk potensi kinerja tahunan terkuat sejak 1979.
Market Bloomberg melaporkan bahwa pelaku pasar kini sepenuhnya memasang ekspektasi minimal dua pemangkasan suku bunga AS di 2026, yang meningkatkan daya tarik emas sebagai aset tanpa imbal hasil (non-yielding) namun efektif dalam menjaga nilai di tengah tren suku bunga yang menurun.
Perak: Rally Lebih Tajam, Volume Investor Masuk Menguat
Perak menjadi outperformer relatif terhadap emas pagi ini:
- Spot silver melonjak ke sekitar US$69.44 per ounce, mencetak level tertinggi dalam sejarah.
- Di pasar saham India, harga perak di MCX mencapai sekitar ₹2,13 844 per kilogram, mendorong saham produsen logam seperti Hindustan Zinc naik lebih dari 2%.
- Secara year-to-date, silver telah menguat lebih dari +135% di 2025, melampaui emas dengan margin yang signifikan.
Permintaan investasi yang tinggi serta keketatan pasokan fisik di beberapa wilayah menjadi pendorong utama pergerakan ini, memperkuat narasi bullish untuk logam putih meskipun volume perdagangan global menurun menjelang Natal.
Faktor Pendorong Rally Logam Mulia
1. Ekspektasi Kebijakan Moneter The Fed
Pasar kini memposisikan lebih dari satu pemangkasan suku bunga AS dalam 2026, setelah data inflasi yang lebih rendah dari perkiraan dan indikasi pelambatan pasar tenaga kerja memberikan ruang bagi The Fed untuk lebih dovish.
2. Permintaan Safe Haven
Ketidakpastian geopolitik dan volatilitas pasar ekuitas memperkuat peran emas dan perak sebagai instrumen lindung nilai (hedge) di akhir tahun.
3. Liquidity & Seasonal Patterns
Menjelang libur Natal dan akhir tahun, volume perdagangan global biasanya menurun, yang dapat memperbesar gerakan harga meskipun dengan partisipasi yang lebih terbatas dari pelaku pasar besar.
4. Kinerja Saham Terkait
Reli perak turut mendorong sentimen di saham-saham produsen logam, memberi dampak positif lanjutan terhadap sektor komoditas terkait.
Outlook Pasar & Risiko
Para analis menilai bahwa trend bullish logam mulia masih berlanjut dalam jangka menengah hingga 2026, terutama jika prospek pemangkasan suku bunga benar-benar terealisasi. Namun, beberapa risiko yang perlu dicermati meliputi:
- Profit-taking menjelang libur panjang yang dapat memicu tekanan jual sementara.
- Pergerakan Dolar AS yang kuat secara tiba-tiba bisa menekan harga logam.
- Data ekonomi makro AS berikutnya berpotensi mengubah ekspektasi kebijakan The Fed.
Data lokal menunjukkan harga emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) pada 22 Desember 2025 tercatat:
- 1 gram: Rp 2.502.000, naik Rp 11.000 dari hari sebelumnya.
- Range harga pecahan mencakup 0,5 g hingga 1 kg, dengan emas 1000 g sekitar Rp 2,44 miliar.
Emas dan perak mencetak rekor tertinggi hari ini, mencerminkan penggabungan kuat antara risk-off sentiment, ekspektasi pelonggaran moneter AS, dan peningkatan permintaan investor terhadap aset safe haven. Emas melampaui US$4,400/oz untuk pertama kali, sementara silver memimpin reli logam mulia dengan momentum yang lebih tajam. Di Indonesia, harga emas batangan Antam juga berada di level tinggi, mencerminkan keterkaitan kuat antara pasar global dan harga domestik. Dengan proyeksi suku bunga yang semakin dovish dan permintaan safe haven yang kuat, logam mulia diproyeksikan tetap menjadi fokus utama pasar komoditas memasuki 2026.
Ade Yunus, ST WPA
Global Market Strategies