Maxco Futures – Tekanan US Dollar terhadap mata uang major semakin nyata. EUR/USD jatuh -0.46% ke level terendah dalam satu setengah minggu, terutama karena kekuatan dolar. Namun, penurunan euro tertahan oleh pemberitaan geopolitik yang menyebutkan pemerintahan Trump tengah mengeksplorasi proposal alternatif untuk mengakhiri perang Ukraina — sebuah dinamika yang dapat mengubah stabilitas kawasan.
Di sisi kebijakan, pasar tetap melihat ECB mendekati akhir siklus pemangkasan suku bunga, dengan probabilitas pemangkasan pada pertemuan 18 Desember hanya 4%. Perbedaan arah kebijakan antara ECB yang stagnan dan The Fed yang masih hawkish menjadi katalis utama pelemahan euro dalam jangka pendek.
Di Asia, cerita yen semakin dramatis. USD/JPY melonjak +0.95%, membawa yen ke level terendah 10 bulan. Pernyataan dovish dari Goushi Kataoka, penasihat ekonomi kabinet Jepang, memperburuk tekanan setelah ia menyampaikan bahwa BOJ kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga setidaknya hingga Maret tahun depan.
Terlebih lagi, komentar Kataoka bahwa pemerintah membutuhkan stimulus 20 triliun yen — jauh melampaui angka tahun lalu — memicu kekhawatiran tambahan mengenai beban fiskal Jepang yang terus membengkak. Meskipun data domestik seperti pertumbuhan core machinery orders +4.2% m/m mengirim sinyal stabilitas, pasar tetap fokus pada risiko pelemahan yen lebih lanjut. Peluang kenaikan suku bunga BOJ pada Desember kini hanya 10%.
Emas dan Perak Bangkit Tipis di Tengah Ketidakpastian Kebijakan Moneter
Di pasar komoditas, emas dan perak mencatat rebound moderat setelah tekanan korektif agresif selama sepekan terakhir. Emas naik +0.40% sedangkan perak menguat +0.66%, meskipun keduanya menutup perdagangan jauh di bawah level puncaknya pada pertengahan Oktober.
Permintaan terhadap aset safe haven masih terlihat, terutama setelah komentar BOJ dan meningkatnya tensi geopolitik global. Sentimen bullish di pasar logam mulia juga didorong oleh pembelian kuat bank sentral, khususnya Bank Sentral China yang meningkatkan cadangan emas selama 12 bulan berturut-turut. Laporan terbaru dari World Gold Council mengonfirmasi tren ini, dengan pembelian emas global di Q3 mencapai 220 ton, naik 28% dibanding kuartal sebelumnya.
Namun, kekuatan dolar dan menurunnya peluang pemotongan suku bunga Fed tetap menjadi hambatan untuk reli lanjutan logam mulia dalam jangka pendek.
Prospek Pasar: Volatilitas Meningkat, Fokus pada FOMC Desember
Dengan kalender data yang mengecil dan hilangnya indikator tenaga kerja kunci, pasar kini memasuki periode ketidakpastian menjelang pertemuan FOMC berikutnya. Kombinasi narasi suku bunga tinggi lebih lama, tekanan geopolitik, dan divergensi kebijakan global menjadi penggerak utama pasar dalam beberapa minggu ke depan.
Arah pasar kini ditentukan bukan oleh data — tetapi oleh narasi kebijakan. Dan saat ini, narasi itu kembali berpihak pada dolar.
Ade Yunus, ST WPA
Global Market Strategies