DETAIL

“Hawk BOJ Bangkit” — Takata Mendesak Normalisasi Cepat di Tengah Lonjakan Inflasi

Pejabat Bank of Japan (BOJ), Hajime Takata, kembali menunjukkan sikap hawkish dengan menegaskan bahwa Jepang “hampir mencapai” target inflasi 2% dan menyebut waktu sudah tepat untuk kenaikan suku bunga lanjutan. Pandangan ini semakin memperjelas perbedaan sikap di antara anggota dewan BOJ menjelang rapat kebijakan akhir bulan ini.

Dalam pidatonya pada Senin, 20 Oktober, Takata menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi Jepang semakin solid, meskipun masih ada tekanan eksternal akibat tarif impor dari Amerika Serikat. Ia menyoroti hasil survei bisnis Tankan Oktober dan laporan cabang BOJ yang menunjukkan penguatan pasar tenaga kerja dan kenaikan upah, yang turut mendukung daya beli rumah tangga dan konsumsi domestik.

“Perusahaan telah berhasil menaikkan harga dan gaji secara berkelanjutan — ini menandakan siklus inflasi yang sehat,” ujar Takata. “Kita sudah sangat dekat dengan target inflasi, bahkan berisiko melampauinya.”

Dorongan Baru untuk Normalisasi Kebijakan

Pernyataan Takata muncul sebulan setelah ia menjadi satu-satunya anggota dewan yang mendukung kenaikan suku bunga acuan dari 0,5% menjadi 0,75% pada pertemuan bulan September. Meskipun usulannya tidak disetujui mayoritas, komentarnya kali ini menandakan bahwa ia akan kembali mendorong pengetatan kebijakan dalam rapat BOJ tanggal 29–30 Oktober mendatang.

Sikap agresif Takata dapat mempercepat proses normalisasi moneter yang selama ini dijalankan BOJ dengan sangat hati-hati. Selama lebih dari satu dekade, bank sentral Jepang mempertahankan suku bunga ultra-rendah untuk memerangi deflasi kronis dan mendorong inflasi yang stabil.

Kini, dengan upah dan harga yang meningkat serentak, sejumlah pembuat kebijakan mulai melihat momentum kuat untuk mengakhiri era suku bunga nol.

Pandangan yang Terbagi di Internal BOJ

Sementara itu, Gubernur BOJ Kazuo Ueda memilih pendekatan yang lebih berhati-hati. Ia menyoroti ketidakpastian ekonomi global, terutama potensi perlambatan ekonomi Amerika Serikat dan dampak kebijakan tarif baru Presiden AS terhadap Jepang.

Perbedaan ini memperlihatkan pembelahan yang jelas antara faksi hawkish dan dovish di dalam dewan BOJ — dengan Takata memimpin kubu yang mendesak percepatan pengetatan, sementara Ueda fokus menjaga stabilitas pasar dan momentum pemulihan ekonomi.

Dampak terhadap Pasar

Ekspektasi atas kemungkinan kenaikan suku bunga BOJ bulan ini mendorong penguatan yen terhadap dolar AS, sementara imbal hasil obligasi pemerintah Jepang (JGB) tenor 10 tahun naik ke level tertinggi sejak 2013.

Menurut para analis, jika BOJ benar-benar menaikkan suku bunga sebelum akhir tahun, hal ini bisa mendorong arus modal kembali ke Jepang, menekan dolar AS, dan mempersempit perbedaan imbal hasil global yang selama ini menjadi salah satu faktor pelemahan yen.

Ade Yunus, ST, WPA
Global Market Strategies

Pegang kendali melalui
Smart Analysis Portal

Smart Analysis Portal kami menawarkan sistem yang mudah digunakan dengan berbagai fitur dan alat yang membantu pelanggan dengan berbagai gaya trading.