Malam ini, perhatian pasar global kembali tertuju pada Washington. Pemerintah Amerika Serikat resmi memasuki hari kedua penutupan (shutdown) setelah Kongres gagal menyetujui anggaran. Sekitar 800.000 pegawai federal dipaksa mengambil cuti tanpa dibayar, sementara lebih dari 700.000 lainnya tetap bekerja tanpa gaji. Kondisi ini menambah ketidakpastian terhadap prospek ekonomi global yang sudah rapuh.
Sekilas Shutdown
Pemerintah federal menghentikan sebagian operasionalnya sejak 1 Oktober 2025 karena Kongres belum menyetujui anggaran tahunan maupun resolusi sementara.
- Sekitar 800.000 pegawai federal dirumahkan, sementara 700.000 lainnya tetap bekerja tanpa dibayar langsung—meski undang-undang menjamin pembayaran gaji mereka setelah shutdown berakhir.
- Isu pendanaan kesehatan—terutama subsidi pajak untuk premi asuransi di bawah Affordable Care Act (ACA)—menjadi titik perdebatan utama.
- Shutdown tidak berarti semua kegiatan pemerintah berhenti: layanan “esensial” (keamanan, militer, dan beberapa fungsi publik dasar) tetap berjalan, tetapi banyak fungsi administratif (pengadaan, perizinan, dan layanan non-esensial lainnya) terganggu atau dihentikan sementara.
Dampak Ekonomi & Risiko Makro
Poin utama yang perlu diperhatikan:
| Kategori | Dampak / Risiko | Estimasi / Catatan |
|---|---|---|
| Pertumbuhan PDB | Shutdown yang berkepanjangan bisa menekan pertumbuhan ekonomi | Gedung Putih memperkirakan kerugian sekitar US$15 miliar per minggu. EY-Parthenon menghitung sekitar US$7 miliar per minggu, setara dengan 0,1 poin persentase PDB kuartal IV hilang tiap minggu shutdown. |
| Kepercayaan Konsumen & Bisnis | Layanan pemerintah tertunda, ketidakpastian politik & fiskal bisa mengikis kepercayaan | Survei masa lalu menunjukkan kepercayaan konsumen turun tajam saat shutdown panjang |
| Data Ekonomi & Kebijakan Moneter | Data penting (lapangan kerja, inflasi, aktivitas manufaktur) bisa tertunda atau tidak dirilis | Menyulitkan keputusan The Fed terkait suku bunga |
| Biaya Pemerintah & Utang | Pembayaran bunga obligasi tidak langsung terganggu, namun peringkat kredit AS bisa tertekan | Lembaga rating memperingatkan shutdown memperburuk persepsi stabilitas fiskal AS |
| Dampak Permanen | Shutdown panjang bisa menimbulkan kerugian permanen akibat investasi tertunda, proyek dibatalkan, dan kepercayaan melemah | CBO memperkirakan kerugian permanen US$3 miliar dari shutdown 35 hari pada 2018–2019 |
Risiko terbesar: durasi. Jika hanya berlangsung beberapa hari, pasar mungkin masih bisa menoleransi. Namun jika melewati 2–3 minggu, tekanan signifikan hampir pasti muncul.
Implikasi Pasar & Perilaku Investor
- Saham: Biasanya pasar bereaksi moderat jika shutdown dianggap hanya masalah politik sementara. Tetapi sektor yang bergantung pada kontrak pemerintah (pertahanan, infrastruktur, riset, layanan publik) bisa tertekan lebih dalam. Jika berlarut-larut, investor cenderung beralih ke aset safe haven atau saham defensif.
- Obligasi & Imbal Hasil: Risiko politik bisa membuat imbal hasil obligasi AS naik, tetapi sering kali justru turun karena investor memburu Treasury sebagai aset aman. Jika kepercayaan terhadap stabilitas fiskal AS goyah, premi risiko bisa meningkat.
- Dolar AS: Berpotensi melemah jika investor meragukan stabilitas fiskal, dengan arus modal mengalir ke yen atau franc Swiss. Namun sebagai mata uang cadangan global, tekanan ke bawah biasanya terbatas kecuali krisis memburuk.
- Aset Safe Haven: Emas dan aset lindung nilai lain berpotensi naik karena permintaan perlindungan dari volatilitas. Harga emas sudah mencatatkan rekor baru akibat lonjakan minat safe haven.
- Volatilitas & Risiko Kebijakan: Tanpa data ekonomi terbaru, pasar berisiko “terbang buta,” sehingga lebih mudah bereaksi berlebihan terhadap kabar kecil. Jika The Fed mengambil keputusan tanpa data lengkap, risiko salah langkah juga meningkat.
Kesimpulan & Faktor yang Perlu Dipantau
Shutdown pemerintah AS membawa risiko nyata bagi ekonomi dan pasar, khususnya jika berlangsung lama, meski tidak langsung bersifat katastrofik kecuali berkembang menjadi krisis fiskal atau utang yang lebih luas. Pasar akan fokus pada lama durasi shutdown, perkembangan negosiasi di Kongres, serta respons kebijakan moneter.
Hal penting yang harus dipantau beberapa hari ke depan:
- Perkembangan negosiasi politik — apakah ada resolusi sementara atau kompromi cepat?
- Estimasi durasi shutdown — hanya beberapa hari atau berlarut hingga berminggu-minggu?
- Pergerakan imbal hasil Treasury & obligasi — ada lonjakan atau justru flight-to-quality?
- Harga emas dan aset safe haven lainnya — apakah terus melonjak signifikan?
- Kinerja sektor yang bergantung pada kontrak pemerintah (pertahanan, infrastruktur)
- Sinyal kebijakan The Fed — terutama jika data ekonomi tertunda
- Survei swasta & laporan non-resmi — sebagai pengganti data resmi pemerintah
Oleh Ade Yunus
Strategi Pasar Global