Menjelang laporan keuangan kuartal kedua tahun fiskal 2025, Amazon berada dalam sorotan tajam dari para investor dan analis. Dengan ekspektasi pendapatan sebesar US$162 miliar, perusahaan raksasa e-commerce dan teknologi ini diperkirakan mencatat pertumbuhan sekitar 9% dibandingkan tahun sebelumnya. Laba per saham (EPS) juga diperkirakan mencapai US$1,33, naik dari US$1,26 pada kuartal sebelumnya.
Fokus utama pasar saat ini tertuju pada dua mesin pertumbuhan utama Amazon: Amazon Web Services (AWS) dan bisnis iklan digital. Kedua segmen ini diprediksi tumbuh sekitar 17% secara tahunan dan menyumbang besar terhadap profitabilitas perusahaan. AWS, khususnya, menjadi sorotan karena perannya yang strategis dalam mendukung kebutuhan kecerdasan buatan (AI) dari perusahaan-perusahaan besar. Para analis melihat permintaan kapasitas AI yang terus meningkat, dan AWS diposisikan sebagai penyedia infrastruktur utama untuk kebutuhan komputasi AI tersebut.
Namun, tidak semua pandangan analis bersifat positif. Meskipun pertumbuhan AWS terus berlangsung, terdapat kekhawatiran bahwa margin keuntungan dari layanan cloud ini bisa tertekan akibat meningkatnya belanja modal (capex), termasuk untuk proyek ambisius Amazon seperti Project Kuiper, yaitu jaringan satelit global. Selain itu, ketidakpastian global—khususnya terkait tarif perdagangan antara AS dan Tiongkok—masih menjadi risiko eksternal yang berpotensi memengaruhi biaya operasional dan margin laba Amazon di masa mendatang.
Terlepas dari kekhawatiran tersebut, banyak analis tetap bullish terhadap prospek jangka menengah dan panjang saham Amazon. UBS, misalnya, telah menaikkan target harga saham Amazon menjadi US$271, menyebut perusahaan ini sebagai saham teknologi besar yang paling undervalued saat ini. Jefferies dan Bank of America mempertahankan target harga di US$265, sementara Morgan Stanley bahkan menetapkan Amazon sebagai “pilihan utama” mereka, dengan target harga hingga US$300, dan dalam skenario paling optimis bisa mencapai US$350—sekitar 50% lebih tinggi dari harga saat ini.
Dengan ekspektasi pasar yang tinggi, para investor akan mengamati dengan cermat hasil laporan keuangan Amazon serta pernyataan dari manajemen—terutama terkait margin AWS, belanja untuk AI, dan langkah mitigasi terhadap risiko tarif perdagangan. Jika hasil dan proyeksi ke depan sesuai atau bahkan melampaui ekspektasi, saham Amazon berpotensi mengalami reli lebih lanjut. Sebaliknya, jika hasil mengecewakan, volatilitas jangka pendek bisa meningkat tajam, sebagaimana tercermin dari proyeksi pasar opsi yang memperkirakan pergerakan harga sekitar ±5% pasca rilis laporan.

Proyeksi Kinerja Keuangan
Ekspektasi Sebelum Laporan Q2 FY2025
Prediksi Angka Kunci:
- Pendapatan Q2 2025 diperkirakan mencapai US$162 miliar, naik sekitar 9% YoY, berada di batas atas proyeksi manajemen sebesar US$159–164 miliar.
- EPS disesuaikan diprediksi berada di sekitar US$1,33, naik dari US$1,26 di periode sebelumnya.
Penggerak Pertumbuhan:
- AWS dan iklan digital diperkirakan tumbuh sekitar 17% YoY, tetap menjadi mesin utama pertumbuhan margin dan profitabilitas.
- Permintaan untuk AI diprediksi terus naik, didukung oleh tambahan kapasitas komputasi dan kemitraan AI seperti dengan Anthropic. AWS dinilai sebagai infrastruktur utama untuk beban kerja AI perusahaan.
- Bank of America, UBS, dan Jefferies memperkirakan pertumbuhan AWS di kisaran 19–20% dalam jangka pendek.
Target Harga dari Analis:
- UBS menaikkan target harga menjadi US$271 dan menyebut Amazon sebagai saham Big Tech yang paling undervalued, dengan potensi kenaikan sekitar 18%.
- Jefferies mempertahankan target US$265, menyebutkan permintaan konsumen yang tetap kuat serta pertumbuhan bisnis iklan.
- Bank of America optimis terhadap pertumbuhan AWS, dengan target harga juga sekitar US$265.
- Morgan Stanley menempatkan Amazon sebagai “top pick” mereka dan menaikkan target ke US$300, dengan skenario optimis mencapai US$350 (lebih dari 50% potensi kenaikan).
Risiko yang Diwaspadai:
- Ketidakpastian tarif perdagangan masih menjadi risiko utama, meskipun Amazon dianggap lebih siap menghadapinya dibandingkan peritel tradisional.
- Margin AWS diperkirakan dapat turun ke 28%, meskipun konsensus jangka panjang tetap di kisaran 34–39%.
- Amazon masih mengeluarkan belanja modal besar untuk AI dan proyek seperti Project Kuiper, yang bisa menekan margin jangka pendek dan membebani arus kas bebas.
PROYEKSI PERKIRAAN PENDAPATAN



APA YANG DIKATAKAN OLEH ANALIS
